SRMI Madiun Demo Peringati Hari Tani Nasional

Madiun - Sejumlah warga Madiun, Jawa Timur, yang mengatasnamakan Serikat Rakyat Miskin Indonesia (SRMI), Senin, dalam rangka memperingati Hari Tani Nasional melakukan demo di Kantor DPRD Kabupaten Madiun menuntut ditegakkan Undang-undang Pokok Agraria tahun 1960. 

Selain itu, dalam aksi yang diawali dengan "long march" dari pasar penampungan Caruban ke kantor DPRD tersebut massa juga meminta agar Pasal 33 UUD 1945 dilaksanakan dengan tegas.

"Melalui pelaksanaan kedua aturan tersebut, kami meminta kepada pemerintah untuk menyelesaikan segala persoalan yang menyangkut nasib para petani, di antaranya menghentikan liberalisasi ekonomi berupa impor bahan pangan," kata Koordinator aksi, Firman.

Menurut dia, impor bahan pangan dinilai semakin membuat nasib petani terpuruk. Massa juga menuntut adanya jaminan pasar produksi dan perbaikan infrastruktur di bidang pertanian seperti waduk dan sistem pengairan yang baik.

"Massa juga menuntut adanya penyelesaian konflik agraria yang menjerat warga saat ini. Akibat peyelewengan dua aturan tersebut, nasib petani sungguh memprihatinkan," kata dia.

Salah satu dampak liberalisme ekonomi adalah kebijakan impor pangan yang tidak hanya beras, melainkan sudah mulai pangan lain seperti kedelai, garam, daging, dan lainnya.

Setelah melakukan orasi dan meneriakan yel-yel, aksi massa akhirnya ditanggapi oleh pimpinan DPRD Kabupaten Madiun. Ketua DPRD Kabupaten Madiun Ristu Nugroho terlihat keluar dari kantornya dan bergabung bersama massa.

"Kami sangat mendukung tuntutan warga. Dan kami akan memperjuangkan aspirasi mereka sesuai dengan tugas kami sebagai wakil rakyat," kata Ristu. 

Ristu berjanji akan membawa tuntuntan massa ke dalam rapat pembahasan yang dilakukan dengan pihak-pihak terkait di jajaran Pemerintah Kabupaten Madiun.

Setelah menggelar demonstrasi di DPRD, massa kemudian membubarkan diri dengan tertib. Aksi ini mendapat kawalan ketat dari petugas Kepolisian Resor (Polres) Madiun.