Menurut Sulistyo, kejadian seperti ini baru pertama kalinya terjadi sejak Indonesia merdeka. "UN tahun ini tidak serentak, untuk yang pertama terjadi di Indonesia," kata Sulistyo kepada JPNN.com, Minggu (14/4).
Anggota DPD asal Jawa Tengah itu menyebut Mendikbud ada benarnya, bahwa penundaan ini ada hikmahnya. Setidaknya, kata Sulistyo, itu alasan pembenaran, seperti dalam dunia politik.
UN tidak serentak pun menurut Sulis sebenarnya tidak masalah. Asalkan, materi soal UN-nya beda.
"Tetapi, tidak serentak karena lemahnya perencanaan dan koordinasi, tentu maknanya lain. PGRI prihatin, hal-hal sederhana dan teknis seperti itu mestinya tidak menjadi kendala kegiatan yang dianggap penting," sindirnya.
Diketahui, Mendikbud resmi merilis penundaan UN di 11 provinsi karena salah satu kontraktor percetakan naskah UN tidak bisa mendistribusikan naskah UN sesuai deadline ke 11 daerah itu.
Penundaan dilakukan dari sedianya UN dilakukan serentak 15 April 2013, khusus 11 provinsi ini UN dimulai 18 April 2013.
Sebelas provinsi itu yakni Provinsi Bali, Kaltim, Kalsel, Sulut, Sulteng, Selsel, Sultra, NTB, NTT, Gorontalo, dan Sulbar. Jumlah siswa di 11 daerah ini mencapai 1,1 juta orang di 3.601 SMA/MA dan 1.508 SMK.
sumber : jpnn.com
0 komentar:
Posting Komentar